ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kataa-santri - Ada ungkapan menarik yang mengatakan bahwa orang yang tidak
mengetahui fitnah dan dampak buruknya sangat mungkin jatuh ke dalam suatu
fitnah dan bahkan bergelimang dengannya. Hal ini sangat membahayakan hidupnya,
namun ia tidak menyadarinya. Jika terus demikian maka dia akan menyesal.
Sebuah kisah yang cukup terkenal di zaman Imam Malik
kiranya mengkonfirmasi kebenaran ungkapan diatas. Diceritakan, ada seorang
wanita yang memiliki sifat yang buruk dari sisi akhlaknya. Dia selalu tidur
bersama lelaki dan tidak pernah menolak ajakan lelaki yang bukan muhrimnya.
Hingga suatu saat, tibalah dia pada hari kematiannya.
Ketika jenazahnya dimandikan oleh seorang wanita pemandi mayat, tiba-tiba
tangan pemandi mayat itu menempel pada kem4lu4n jenazah wanita itu dan tidak
mau terlepas.
Semua penduduk dan ulama di kala itu gempar dengan kejadian
tersebut. Bagaimana tidak, tangan dari pemandi jenazah menempel hingga semua
orang yang hadir disana kehabisan akal untuk berusaha melepaskan tangan wanita
itu dari jenazah wanita pezina itu.
Baca Juga: Inilah 6 Nama Bayi Yang di Larang Dalam Islam, No. 2 Paling Banyak di Gunakan ,,Tolong Sebarkan..!!
Dari kejadian itu, hanya ada dua kemungkinan untuk
menyelesaikan masalah itu. Pertama, memotong tangan wanita pemandi jenazah
tersebut. Kedua, kubur wanita si pemandi mayat berikut jenazahnya di dalam
kubur.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk meminta pendapat dari
seorang ulama terkenal di zaman itu yaitu Imam Malik. Beliau bukan orang yang
mudah memberikan fatwa pada suatu kejadian. Pernah suatu ketika, Imam Malik
mendapat 40 pertanyaan, tetapi yang dijawab hanyalah 5. Ini menunjukkan betapa
berhati-hatinya dan sensitifnya beliau dalam menjawab masalah agama.
Setelah sampai di tempat dimandikannya mayat itu, Imam
Malik bertanya kepada si wanita pemandi jenazah, adakah ia berkata terkait
perbuatannya kepada jenazah tersebut sewaktu memandikannya.
Wanita pemandi jenazah itu pun dengan jujur berkata bahwa
dia pernah mencela jenazah itu sewaktu membersihkan seluruh tubuhnya dengan
berkata, “Ya Allah, berapa kali tubuh ini telah melakukan zina”.
Imam Malik pun berkata pada si pemandi jenazah, “Kamu telah
menjatuhkan Qadzaf (tuduhan zina) pada wanita tersebut, sedangkan kamu tidak
mendatangkan 4 orang saksi sebagai buktinya. Maka kamu harus dijatuhkan hukuman
hudud (cambukan) 80 kali karena tidak bisa mendatangkan saksi”.
Setelah itu akhiarnya wanita pemandi jenazah itu dikenakan
hukuman 80 cambukan. Walhasil, setelah hukuman itu dilaksanakan baru
terlepaslah tangan pemandi mayat dari
jenazah tersebut.
Semua ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia dilarang
untuk menuduh perbuatan seseorang tanpa adanya bukti yang kuat karena itu
tergolong berburuk sangka, termasuk kepada pezina sekalipun. Sebab, perbuatan
semacam itu tentu dilarang. Selain itu, bisa membuat pelakunya diberikan
hukuman sesuai dengan kesalahan karena tuduhannya yang belum jelas terlihat
oleh mata dan para saksi dari perbuatan hina itu.
Bahaya Fitnah, Bahaya Dunia Dan Akherat.
Sesungguhnya berbicara itu mudah, tetapi berat
mempertanggung jawabkannya. Apapun yang kita katakan lebih menunjukkan siapa
sebenarnya diri kita. Apapun yang kita katakan lebih menunjukkan siapa
sebenarnya diri kita. Misalnya, penghinaan kita terhadap seseorang lebih
menunjukkan kehinaan diri kita sendiri dibandingkan kehinaan orang yang kita
hina. Kritik dan koreksi yang kita sampaikan kepada seseorang kalau tidak
hati-hati lebih memperlihatkan kedengkian kita.
Perkataan yang baik adalah pembuktian kemusliman seseorang.
Hendaknya setiap orang memastikan bahwa kata-kata yang akan diucapkannya
benar-benar baik. Apabila kita tidak yakin akan dapat mengeluarkan kata-kata
yang baik, diam itu lebih baik. Berkata yang baik tentunya akan lebih
bermanfaat dibandingkan diam. Akan tetapi, menghindari akibat dari perkataan
yang kurang baik akan lebih utama dibandingkan kita memaksakan berbicara yang
akan berakibat jelek kepada diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: JIKA ISTRI SEDANG HAID, LAKUKAN CARA HALAL INI ...UNTUK TETAP PUASKAN SUAMI, Tolong Sebarkan.!!
Berdasarkan Al-Qur’an dalam surat Al-Hujuraat ayat 6 yang
berkaitan dengan larangan berburuk sangka dan menggunjing berbunyi sebagai
berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat
Al-Hujuraat ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu
kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat
Al-Hujuraat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”.
Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat An-Nuur
ayat 15 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong
itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu
ketahui sedikit juga dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia
pada sisi Allah adalah benar”.
Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat An-Nuur
ayat 23 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh
wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka
kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar”.
Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an berdasarkan surat Al-Israa
ayat 36 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya”.
Berdasarkan Al-Hadits yang berkaitan dengan menggunjing dan
memfitnah yaitu :
Artinya : “Berhati-hatilah terhadap purbasangka.
Sesungguhnya purbasangka adalah ucapan paling bodoh”. (H.R. Al-Bukhari)
Artinya : “Barangsiapa mengintai-intai keburukan saudaranya
semuslim, maka Allah akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai
keburukannya oleh Allah, maka Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun
dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah) rumahnya”. (H.R. Ahmad)
Artinya : “Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan
orang, maka kamu telah merusak mereka atau hampir merusak mereka”. (H.R. Ahmad)
Artinya : “Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk,
berkata keji atau berkata busuk”. (H.R. Al-Bukhari dan Al-Hakim)
Artinya : “Rasulullah saw pernah ditanya : “Ya Rasulullah,
apakah tebusan mengumpat?” Jawab Rasulullah : “Hendaklah engkau beristighfar
(memohonkan ampunan) kepada Allah bagi orang yang engkau umpat”. (H.R. Thahawi)
Artinya : Dari Hudzaifah r.a, dia telah berkata :
Rasulullah saw telah bersabda : “Tidak akan pernah masuk surga orang yang suka
mengumpat”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah memberikan solusi kepada umatnya yang terlanjur
mengumpat orang lain. Yakni dengan memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang
yang diumpatnya. Dengan cara demikian, maka orang yang mengumpat akan
mendapatkan maghfirah dari Allah SWT. Sebab bila tidak mendapat maghfirah,
orang yang suka mengumpat atau menyebar fitnah pasti masuk neraka.
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw
telah bersabda : “Takutlah kamu terhadap prasangka. Sebab sesungguhnya
prasangka adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kamu mencari-cari dan
meneliti kesalahan orang lain, janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu
saling membenci dan janganlah kamu saling belakang membelakangi . Jadilah kamu
hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana Allah telah memerintahkan
kepadamu. Orang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak saling menzhalimi,
tidak saling merendahkan dan tidak saling menghina. Takwa adalah di sini, takwa
adalah di sini”, sambil Rasulullah menunjuk ke a rah dada. Kemudian melanjutkan
sabdanya : “Cukuplah keburukan bagi seseorang dengan menghina saudaranya sesama
muslim. Setiap muslim adalah haram atas muslim yang lain akan darah, kehormatan
dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu dan rupamu,
tetapi Allah melihat kepada hatimu”. (H.R. Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw
pernah berjalan melewati 2 (dua) kuburan, kemudian beliau bersabda :
“Sesungguhnya 2 (dua) orang ahli kubur itu disiksa dan keduanya tidak disiksa
karena dosa besar. Ya, benar. Sesungguhnya dosa itu adalah besar. Salah seorang
di antara keduanya adalah berjalan di muka bumi dengan menyebarkan fitnah
(mengumpat). Sedang salah seorang yang lain tidak bertirai ketika kencing”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Orang yang senantiasa menyebarkan fitnah atau mengumpat
sesama muslim kelak dikubur akan mendapatkan siksa yang berat.
“ Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya
adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558,
Nasaa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)
Semoga bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas.
Baca Juga
sumber:shareinspirasisahabat.blogspot.com
0 Response to "Sungguh Mengerikan!!... Kisah Jen4z4h Pel4cur Dan Pemandi M4y4t. Lihat Apa Yang Terjadi. Yang Penakut Jangan Pernah Baca Kisah Ini ...!"
Posting Komentar